NAMA : AMBROSIUS LAWE HERA, S.Ag

GURU MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI.


MATERI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI.

                                                                  KELAS : XI                                                  

BAB 1

                                                     GEREJA                                                    

 

A.  GEREJA SEBAGAI UMAT ALLAH

1. ARTI DAN MAKNA GEREJA SEBAGAI ‘UMAT ALLAH’

          Konsili Vatikan II telah mengartikan Gereja sebagai ‘Umat Allah: “Sebab mereka yang beriman akan Kristus, yang dilahirkan kembali bukan dari benih yang punah, melainkan dari yang tak dapat punah karena sabda Allah yang hidup (lih. 1 Ptr 1:23),  bukan dari daging, melainkan dari air dan Roh Kudus (lih Yoh 3:5-6), akhirnya dihimpun menjadi “keturunan terpilih, imamat rajawi, bangsa suci, umat pusaka…yang dulu bukan umat, tetapi sekarang umat Allah” (1 Ptr 2:9-10) (LG. 9).

          Ciri-ciri Gereja Umat Allah adalah:

  1. Umat Allah merupakan suatu pilihan dan panggilan dari Allah sendiri. Umat Allah adalah bangsa terpilih, bangsa terpanggil.
  2. Umat Allah dipanggil dan dipilih untuk Allah untuk misi penyelamatan dunia
  3. Hubungan antara Allah dan Umat-Nya dimeteraikan oleh suatu perjanjian. Umat harus mentaati perintah-perintah Allah dan Allah akan selalu menepati janji-janji-Nya.
  4. Umat Allah selalu dalam perjalanan, melewati padang pasir, menuju Tanah Terjanji

2. DASAR DAN KONSEKUENSI GEREJA YANG MENGUMAT

2.1. Dasar dari Gereja Yang Mengumat

          Alasan-alasan mendasar Gereja harus mengumat:

  1. Hidup mengumat pada dasarnya merupakan hakikat Gereja itu sendiri yakni  persaudaraan cinta kasih seperti yang dicerminkan oleh hidup Jemaat Perdana dalam Kis 2:41-47:

ð Bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan

ð Selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa

ð Tetap bersatu

ð Segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama

ð Ada yang menjual harta miliknya lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing

ð Bertekun dan dengan segenap hati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah

ð Memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan tulus hati.

  1. Dalam hidup mengumat banyak karisma dan rupa-rupa karunia dapat dilihat, diterima, dan digunakan untuk kekayaan seluruh Gereja. Roh yang satu dan sama yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus seperti yang dikehendaki oleh Allah sendiri  1Kor 12:11). Hidup Gereja yang terlalu menampilkan segi organisatoris dan structural dapat mematikan banyak karisma dan karunia yang muncul dari bawah (1 Kor 12:7-10). Karunia-karunia itu adalah;

      ð Karunia untuk berkata-kata dengan hikmat dan pengetahuan

     ð Karunia Iman

     ð Karunia untuk menyembuhkan

     ð Karunia untuk mengadakan mukjizat

     ð Karunia untuk bernubuat

     ð Karunia untuk membedakan bermacam-macam roh

     ð Karunia untuk berkata-kata dalam bahasa roh

     ð Karunia untuk menafsirkan bahasa roh

  1. Dalam hidup mengumat, semua orang yang merasa menghayati martabat yang sama akan bertanggungjawab secara aktif dalam fungsinya masing-masing untuk membangun Gereja tubuh Kristus dan memberi kesaksian kepada dunia (Ef 4:11-13; 1 Kor 12:12-18.26-27).

2.2. konsekuensi dari Gereja Yang Mengumat

a. Konsekuensi bagi pimpinan Gereja (Hierarki)

ð Pimpinan sebagai pelayan, bukan penguasa. Pimpinan bukan di atas umat, melainkan ada di tengah umat

ð Pemimpin harus peka melihat dan mendengar karisma dan karunia-karunia yang tumbuh di kalangan umat

b. Konsekuensi bagi setiap anggota Umat

ð Menyadari dan menghayati persatuannya dengan umat lain. Orang tidak bisa menghayati imannya secara individu saja

ð Aktif dalam kehidupan mengumat, menggunakan segala karisma, karunia, dan fungsi yang dipercayakan kepadanya untuk kepentingan dan misi Gereja di tengah masyarakat. Semua bertanggungjawab dalam hidup dan misi Gereja

c. Konsekuensi bagi hubungan Awam dan Hierarki

          Kaum awam tidak lagi pelengkap penyerta atau pelengkap penderita, melainkan sebagai partner bagi hierarki. Awam dan Hierarki memiliki martabat yang sama, hanya berbeda dalam fungsinya masing-masing.

TUGAS PRIBADI.

KERJAKAN TUGAS DI BAWAH INI DAN LANGSUNG KIRIM KE NO WA PAK AMBROSIUS LAWE HERA (GURU MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK)

NO WA ( 082144113472)

TULIS NAMA LENGKAP,KELAS/PROGRAM, CANTUMKAN HARI/TANGGAL PENGIRIMAN.

1.      Gambar 1                                            Gambar 2






a.      Jelaskan makna Gereja gambar 1

b.      Jelaskan makna Gereja gambar 2

2.      Baca Kitab Suci kisah para rasul ( kis 2:41-47)

Jawablah pertanyaan berikut !

Sebutkan 4 cirikhas hidup umat perdana !

3.      Jelaskan arti gereja sebagai umat Allah.

4.      Sebutkan ciri-ciri gereja sebagai Umat Allah !

5.      Jelaskan konsekuensi Umat Allah dalam kehidupan menggereja ?

 

 

SELAMAT BEKERJA

LANGSUNG KIRIM.

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MATERI 1 KELAS XI. SIFAT-SIFAT GEREJA

MATERI 1 KELAS XII. PANGGILAN HIDUP BERKELUARGA

MATERI 3 KELAS XI. GEREJA SEBAGAI UMAT ALLAH